Pages

Labels

Sabtu, 16 Mei 2009

Tips dan Trik Download Ziddu cepat

Sebagai jawaban atas komentar yang menyatakan bahwa download di blog ini susah, sulit, sering terputus, dan "nggak" nyaman, maka saya akan bagikan sedikit tips untuk keperluan download tersebut.

Semua file gratis yang ada di free download blog ini diletakkan di server ziddu, Agar anda bisa download file dengan lebih cepat dan stabil dari ziddu, maka berikut ini saya beri tips agar proses download dari ziddu bisa lebih cepat, stabil dan tidak putus - putus :

1. Saat mendownload file, pastikan anda dalam keadaan login di ziddu, untuk itu anda harus register dahulu di ziddu. KLIK DISINI UNTUK REGISTER ZIDDU SECARA GRATIS
2. Setelah anda register secara gratis, silahkan anda login atau pilih bahasa indonesia dulu
3. Pastikan saat mendownload file anda dalam keadaan login, dengan begitu proses download akan menjadi lebih stabil.
4. Untuk mengindari terputusnya proses download, lebih baik download file satu per satu, jangan download banyak file dalam waktu yang bersamaan…khususnya jika file berukuran besar.

Anda tetap bisa download tanpa register dahulu secara gratis di ziddu, namun proses download akan menjadi kurang maksimal…untuk itu lebih baik anda REGISTER terlebih dahulu, gratis kok..KLIK DISINI UNTUK REGISTER ziddu secara gratis.

Setelah itu sebaiknya anda download machine download berikut guna mempercapat download yang terjadi.

1. IDM.5.15.Build.zip
(install dikomputer anda terlebih dahulu karena IDM.5.15 support terhadap ziddu)
atau jika yang anda pakai bukan komputer pribadi (warnet,kantor, dll) anda bisa download portablelnya.

2. PortableIDM5.9.zip
Untuk yang portable ini silahkan letakkan dalam flashdisk anda dan download didalam flashdisk tersebut.

(Jika tidak ingin meninggalkan blog ini saat anda klik link-link download, sebaiknya klik kanan mouse anda dan buka pada tab atau halaman baru)
SEMUANYA GRATIS TIS... TIS... TIS...
Semoga Bermanfaat.

Senin, 11 Mei 2009

Belajar jarak jauh basis IT

Suatu hari, di lab kom sekolah para siswa telah bersiap belajar. hari itu mata pelajaran TIK.
Pak Adi guru TIK belum juga muncul, padahal beberapa menit lagi pelajaran seharusnya sudah dimulai.
Sambil menunggu, para siswa mulai menggunakan PC-PC yg ada dihadapan mereka. Ada yang membuka email, FB, FS, blogging, chatting. Selain itu ada juga yang memanfaatkan nya dengan mencari artikel untuk mengerjakkan tugas guru mata pelajran lain di situs wikipedia.org, memindahkan ke pengolah kata dan mencetaknya.
Sekelompok anak mulai gelisah dan membuat keributan dengan mengirim pesan pop-up ke beberapa PC dan berteriak sombong karena berhasil mencuri perhatian kawannya yang dianggap terlalu serius belajar.
lock1Dalam situasi yang mulai tidak terkendali, tiba-tiba seluruh komputer tekunci, dan tampilan pada layar hanya menunjukkan gambar kunci gembok ukurang besar.
Para siswa terkejut dan serentak menggerutu karena tidak memiliki hak kontrol terhadap PC dihadapannya.
Belum habis keterkejutan mereka, tiba-tiba LCD proyektor yang tertempel di langit-langit hidup dan pada layar proyeksi di depan kelas perlahan muncul tampilan desktop dari PC server.
ketika tampilan layar semakin tajam tampak mouse pointer yang bergerak menuju menu aplication, lalu turun ke sub menu internet lalu bergerak ke kanan sedikit dan berhenti pada icon Internet Messenger.
Kemudian dalam ukuran fullscreen muncul window chatting yang sudah begitu familiar buat mereka.
Pandangan seluruh siwa mulai terfokus pada layar di depan dan tampak excite menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Tak lama, pada bagian atas window chat, muncul pesan “you are invite to see my cam” dan mouse pointer bergerak kesebuah link bertulis “accept”.
Maka muncul window baru dari capture webcam diseberang entah dimana.
Pada layar tampak video seseorang yang sedang mencari angel arah kamera agar terfokus ke wajahnya.
Di sekeliling orang tersebut tampak ruang terbuka berlatar awan dan garis pantai.
“selamat pagi anak-anak…!” ujar orang pada kamera di layar yang cukup jelas karena komputer server tersebut terhubung ke 5 buah speaker yang dipasang di ruangan.
“Itu kan pak Adiii..” jerit beberapa siswa yang mulai mengenali wajah yang nampak di layar.
“Maaf saya me lock PC kalian karena kita harus sudah masuk jam pelajaran TIK, jadi keluarkan catatan kalian dan tulis yang kalian anggap perlu dari apa yang akan saya terangkan, jika ada yang kurang jelas ambil mike di depan dan tanyakan apa yang ingin kalian ketahui atau ketik di room ini dari komputer kalian.., jelas?”.
Seorang anak mengacungkan tangan dan menghampiri mike dan mengambilnya.
“Bapak dimana? kami pikir bapak ngga dateng lagi dan kita bebas jam ini” tanya anak itu.
“Saya sedang refrehsing di Pulau Dewata, menghadapi murid-murid bandel seperti kalian perlu sering istirahat dan sedikit penyegaran” jawab pak Adi yang segera dijawab koor “wuu” panjang dari seluruh siswa.
“Tapi kan pekerjaan bapak memang ngajar, dan kita-kita dah bayar SPP loh pak” timpal anak itu protes.
“yup betul, yang penting kan saya bisa tetap ngajar meski nggak ada disekolah kan, dan kalian mendapat hak kalian” jawab pak Adi sambil tersenyum penuh kemenangan.
Anak itu nampak akan mengajukkan protes lagi, tapi urung karena orang di seberang layar memberi isyarat untuk kembali duduk dan layar pada setiap komputer pun mulai ter-unlock dan para siswa mulai membuka internet mesenger dan login untuk masuk ke room yang telah ditentukan.
Pak adi mulai menerangkan pengertian network, protokol, internet dan intranet diselingi demo beberapa peralatan jaringan di layar.

Beberapa pertanyaan yang diketik siswa di room, segera mendapat jawaban. 60 menit belalu, dan jam pelajaran TIK sudah mulai mendekati akhir.

image_00013“Ok, kalau tidak ada lagi yang akan kalian tanyakan kerjakan soal di http://ulangan.com katagori ujian harian dengan materi TIK kompetensi dasar I. Tiga dari kalian yang nilainya tertinggi akan saya bawain oleh-oleh spesial, dan ingat I can see you from here..!”pungkas pak Adi sambil menghidupkan cam recorder dan berjalan mejauhi laptop menuju tepi pantai.

Satu minggu kemudian di hari dan jam yang sama.

Pak Adi berjalan memasuki lab kom membawa beberapa bungkusan kecil. Ruangan masih tampak sepi ketika ia menghidupkan komputer server, AC, dan peralatan lab lainnya.

“Masih 15 menit”, gumam-nya meski heran belum terlihat satu orang siswapun, ia tetap mempersiapkan beberapa administrasi mengajar serta mencetak hasil ujian harian minggu lalu.

Sambil menunggu siswa Pak adi memutar sebuah film “Slamdog Milionaire” yang ia bawa sewa dari rental DVD, sambil membayangkan reaksi siswa atas surprise nya minggu lalu serta beberapa souvenir yang akan diserahkan pada beberapa siswanya.

“Lima menit lagi”, gumamnya dalam hati dan ia masih sendirian di kelas. Iapun mulai gelisah dan bertanya dalam hati, “apa mereka kompak nggak mau masuk lab ya? sebaiknya saya cek ke kelas ah.”,

Ketika ia hendak beranjak dari kursi, pada layar monitor muncul pop-up berupa pesan singkat dari seseorang. “siang pak, ditunggu di room biasa”.

Penasaran, ia segera membuka internet messengger dan masuk ke room yang biasa ia kunjungi. “you are invite to see my cam”, Pak Adi segera meng-approve, kemudian muncul pesan serupa sebanyak dua baris.

Ada tiga windows web cam yang tampak di seberang, dan ketiganya menampilkan wajah-wajah jelek yang begitu ia hapal.

“Dimana kalian? saharusnya kan kalian ada di lab sekarang?”, tanya pak Adi melalui headset yang ia kenakan. “Kami di rumah Kanti pak, lagi ngrujak” itu jawaban dari salah satu camera yang dipenuhi wajah-wajah siswa perempuannya.

“Saya sama teman-teman di warnet pak” jawab sekelompok anak laki-lai yang tampak di layar kedua. “Kami di perpustakaan daerah pak, ada tugas dari guru bahasa indonesia mencari buku karya pujangga lama”, jawab sebuah wajah dari webcam ketiga.

“Ok, bagus….., jadi ngerujak, nongkrong di warnet dan di perpus lebih penting ya dari pelajaran kita”. tegur nya pada para siswa yang tidak masuk pelajarannya.

“Yang penting kan kita tetap ngikutin pelajran bapak walau nggak ada di ruangan lab, kalau tidak salah bapak yang bilang sendiri begitu minggu lalu?” jawab anak yang pertama bertanya minggu lalu.

“hmm.., saya paham maksud kalian…, ok kalian dowload materi pembelajaran Kompetensi dasar II di situs sekolah kita, disitu ada beberapa link audio dan video mengenai email pop dan web mail, serta sejarahnya. pelajari, buat masing-masing satu pertanyaan, nanti saya jawab, kemudian kerjakan onlinetest KD2 di ulangan dot com” jelas pak Adi dengan sedikit gondok.

“Siap pak”, jawab semua anak di tiga layar tersebut. “Pak hadiah juara 1 saya titip dulu ya, minggu depan saya ambil” tambah siswa berkacamata di layar 3 sambil langsung berlari bersembunyi dibelakang teman-temannya.

Sisi gelap Teknologi Infomasi di dunia pendidikan

14 Maret 2009 in Internet, Pendidikan, artikel, globalisasi, opini
Tags: globalisasi, pelajar, Pendidikan, teknologi

Pengetahuan ibarat pisau bermata ganda, di satu sisi bisa bermanfaat, sedang pada sisi lain bisa melukai diri sendiri atau bahkan orang lain. Ini selalu menjadi sebuah dilema yang dihadapi sebuah masyarakat dalam menghadapi setiap perubahan zaman.

Dunia pendidikan saat ini tidak lepas dari masalah tersebut, komputer dan internet sempat mejadi isu hangat yang mengharubiru semua komponen pendidikan. Ada optimisme terhadap dampak perubahan positif yang bisa dicapai, akan tetapi, ada pula kecemasan baik yang cenderung technophobia dan juga kecemasan yang sebenarnya cukup rasional.

Belum tuntas wacana implementasi TI di dunia pendidikan, muncul perangkat teknologi informasi lain dalam bentuk alat komunikasi mobile yang kita kenal sebagai handphone. Saat ini bukan merupakan sebuah pemandangan yang aneh jika kita melihat siswa Sekolah Dasar menggunakan handphone.

Kembali polemik muncul, para pemegang regulasi sekolah berdebat tentang sejauh mana perangkat ini boleh dimanfaatkan anak.

Kasus-kasus mulai dari yang kecil seperti kehilangan handphone di sekolah, menerima telephone saat proses belajar, hingga kasus besar seperti tersebarnya adegan mesum siswa sekolah, ancaman teror dari pelajar iseng mulai bermunculan.

Ada kegamangan sikap para praktisi pendidikan, keinginan untuk memberi akses seluas-luasnya pada peserta didik kontradiktif dengan penyalah gunaan dan keterbatasan mereka terhadap dampak luas yang bisa terjadi.

Teknologi informasi dan komunikasi yang bisa menjadi sarana untuk membuka jalan pada pengetahuan dan kemampuan yang lebih luas tanpa batas ternyata memiliki efek sampingan yang tidak bisa dianggap sepele.

Sebuah contoh kasus, ketika sekolah kami memberi keleluasaan siswa menggunakan komputer yang terkoneksi internet di setiap jam bebas, sebuah fenomena unik muncul.

Mereka cenderung untuk mengakses situs-situs tertentu yang jumlahnya terbatas seperti situs jejaring sosial friendster dan situs klenik primbon. Presentasinya sangat mecengangkan dari sekitar 40 PC yang tersedia, lebih dari 35 PC digunakan untuk itu.

Kemudian ketika penyaring situs mulai dipasang, mereka tampak kehilangan minat mengakses internet. Tetapi setelah diberikan pembelajaran deserfikasi situs seperti pengenalan situs pengetahuan seperti wikipedia, situs geografi wikimapia, blog, dan pengoptimalisasian penggunaaan mesin pencari minat siswa untuk berinternet mulai tumbuh lagi.

Masalah lainnya adalah akses terhadap situs berbau pornografi, meski sebuah sekolah telah dilengkapi penyaring situs dengan firewall yang cukup ketat, tidak berarti akses internet sudah steril. Setiap Jam muncul 41 ribu situs baru atau 700 situs baru per menit atau 12 situs baru perdetik(netcraft ,feb/09) dan diantaranya situs pornografi, perlu kesabaran dan kematangan pendidik untuk memberi kesadaran akan dampak negatif membuka situs seperti itu, dan itu tidak mudah.

Akses komunikasi pun memiliki resiko yang tidak kecil, ini berkaitan dengan keterbatasan ekspresi verbal dan tekstual anak dalam berkomunkasi. Yang terjadi saat ini adalah bertebarannya caci-maki dan ucapan tidak senonoh dari para pelajar saat chatting. Alih-alih mengembangkan persahabatan dan membawa citra baik sekolah, akses komunikasi malah menjadi sumber perseteruan dan bumerang bagi kredibilitas sekolah.

Di tingkat sekolah lanjutan, minat yang sangat besar mendalami komputer merupakan aset berharga bagi mereka untuk dapat menguasai sebuah keteranpilan hidup (lifeskill) yang mungkin akan berguna bagi ia kelak. Tapi sekali lagi perlu pengawasan dan pengarahan yang memadai dari pihak pendidik. Trend yang terjadi kecenderungan siswa SLTA dan sebagian kecil siswa SLTP lebih pada upaya-destruktif.

Buku-buku black hacking pun menjadi best seller, Tip dan trik mendeface suatu situs, memodifikasi virus, hingga menerobos sistem keamanan jaringan atau program merupakan kata kunci favorit pada situs mesin pencari.

Di sisi lain, minat pelajar membuat aplikasi bermanfaat, situs informatif atau mencari solusi rumus yang mempermudah tugas belajar kurang diminati. Misalnya, apa fungsi DDC (double decleaning balance) dalam spreedsheet, bagai mana proses perhitungannya. Itu bukan hal menarik bagi mereka.

Ancaman lain adalah eksploitasi anak (pelajar) didunia cyber, ini fenomena yang mengkhawatirkan. Saat ini terpajang ribuan foto, video anak dibawah umur yang masuk katagori pornografi. Dalam beberapa kasus pelaku kejahatan anak baik yang terorganisir maupun tidak memanfaatkan fasilitas komunikasi online seperti chatting, messenger dalam mencari korban.

Menurut sebuah penelitian yang dirilis pemeritah federal Amerika (05/08) terjadi peningkatan kejahatan pornografi anak sekitar 40% setiap tahunnya. Dinegara Eropa timur seperti Rusia yang mengalami pertumbuhan teknologi informasi sangat cepat, perlindungan hukum yang kurang menjadikan anak-anak sangat rentan menjadi korban eksploitasi pornografi melalui internet.

Masalah lain yang menghantui akses internet oleh kalangan pelajar adalah game addict, Meski banyak dilansir dampak positif dari game, ketidak matangan anak dalam mengatur waktu dan kurangnya kontrol orangtua dan guru bisa mejerumuskan anak dan menurunkan prestasi belajar. Di Cina, trend game online mendorong pemerintah membuat klinik-klink khusus bagi anak yang ketergantungan pada game.

Saat ini teknologi telepon genggam bergerak ke arah jenis smartphone yang memungkinkan akses internet yang lebih luas. Paradigma global access, dimanapun dan kapanpun kian menjadi kenyataan.

Sebuah tantangan baru siap menghadang di depan. Akselerasi pekembangan teknologi yang begitu pesat berhadapan dengan ketidak matangan emosional anakdi bawah umur, yang tidak selalu dan belum tentu siap akan konsekuensi dari setiap tindakan yang dilakukannya.

Lalu, apa yang mungkin terjadi?

Kekerasan guru terhadap siswa, pro atau kontra?

Dewasa ini tindakan kekerasan (hukuman) guru terhadap anak sering menjadi bumerang dan berbalik ke guru dan sekolah. Menghadapi isu ini banyak pengambil kebijakan sekolah mengambil jalan aman dengan mewanti-wanti para guru agar tidak menerapkan hukuman fisik pada siswa.

Kehawatiran sekolah cukup beralasan mengingat dalam beberapa kasus tindak kekerasan yang dilaporkan baik kepada aparat penegak hukum atau media masa berdampak buruk bagi karir guru serta citra sekolah dimata publik.

Hukuman (dan penghargaan) adalah bagian dari metode pendidikan, lalu apakah hukuman fisik seperti menjewer, menampar atau tindakan fisik lainnya bisa dibenarkan?

Ada dua kasus menarik yang terjadi di lingkungan sekitar saya. Pertama mengenai seorang anak (dari rekan guru), yang ditampar dan berakibat luka pada matanya. Meski telah diselesaikan secara kekeluargaan, ternnyata ada beban mental yang dipkul si anak untuk terus bersekolah disitu.

Kasus kedua menganai seorang kerbat guru yang dilaporkan kepolisi karena menampar siswanya. Sekali lagi ini bisa diselesaikan secara baik atas bantuan mediasi sang kepala polisi.

Kepada orangtua pelapor dan siswa korban, ia menceritakan pengalamannya saat sekolah dan sering dijewer, ditampar guru. “Kalau saya dibiarkan berbuat nakal, barangkali saya tidak akan jadi seperti sekarang ini. Malah jadi pencuri atau pelaku kriminal lainnya” jelas sang kepala polisi waktu itu.

Kembali ke duduk permasalahan, apakah hukuman fisik di sekolah masih bisa di tolerir?

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan proses aktif bagi siswa dan guru urituk mengembangkan potensi siswa sehingga mereka akan ?tahu? terhadap pengetahuan dan pada akhirnya ?mampu? untuk melakukan sesuatu.

Prinsip dasar KBM adalah memberdayakan semua potensi yang dimiliki siswa sehingga mereka akan mampu meningkatkan pemahamannya terhadap fakta/konsep/prinsip dalam kajian ilmu yang dipelajarinya yang akan terlihat dalam kemampuannya untuk berpikir logis, kritis, dan kreatif.

Prinsip dasar KBM lainnya yaitu: berpusat pada siswa, mengembangkan kreativitas siswa, menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai, menyediakan pengalaman belajar yang beragam dan belajar melalui berbuat.

Prinsip KBM di atas akan mencapai hasil yang maksimal dengan memadukan berbagai metode dan teknik yang memungkinkan semua indera digunakan sesuai dengan karakteristik masing-masing pelajaran.

NETBOOK DAN NOTEBOOK

Dalam beberapa tahun terakhir, netbook tampaknya telah memikat banyak user pengguna. Asus yang menjadi pelopor dengan EEE PC yang sukses menjadi netbook yang paling sukses dipasaran.

Netbook sebenarnya merupakan mini notebook yang dikhususkan untuk mempermudah user berkomunikasi melalui internet. Kemudahan dalam pengkasesan internet yang dimiliki oleh notebook. Tapi yang membuat netbook makin digemari adalah tingkat mobilitasnya yang lebih tinggi dibanding notebook. Hal ini dikarenakan ukuran netbook yang cukup kecil serta punya daya tahan baterai yang cukup lama.

Selain itu untuk harganya pun netbook cukup miring dibanding notebook. Banyak vendor notebook ternama sedang berlomba-lomba untuk memasarkan notebook mini ini dengan harga yang relatif terjangkau dan spesifikasi yang cukup memadai. Salah satu alasan yang membuat notebook mini ini menjadi incaran adalah adanya dukungan dari prosesor yang terkemuka, Intel yang saat ini mengandalakan Intel Atom.

Selain Intel, Via pun juga ikut bersaing untuk memperebutkan pasar netbook. Banyak juga vendor netbook yang menggunakan prosesor Nano bikinan Via. Untuk harganya pun Via Nano juga relatif lebih miring dibanding Intel Atom. Selain itu kemampuan Via Nano juga tidak kalah dengan Intel Atom.

Memang netbook ini merupakan notebook dasar yang hanya memiliki kemampuan untuk mengakses internet saja. Selebihnya adalah kemampuan office dasar saja. Jadi memang cukup beda dengan notebook yang mempunyai performa seperti komputer dekstop.

Tapi kemampuan akses internet yang cukup mudah inilah yang menjadi daya tarik netbook. Selainharga yang relatif terjangkau, netbook juga memiliki kemampuan mobilitas yang cukup tinggi karena ukurannya yang kecil. Dibawah ini adalah perbedaan mendasar antara netbook dan notebook.

NOTEBOOK

Notebook rata-rata mempunyai ukuran layar yang relatif lebih besar, yaitu ukuran antara 13-18 inci. Notebook juga dilengkapi dengan berbagai hardware yang mempunyai kemampuan setara komputer dekstop pada umumnya seperti wifi, kamera, DVD writer dan lainnya.

Prosesor yang digunakan pun juga mempunyai kemampuan yang setara dengan PC dekstop yang bisa mencapai kecepatan 2,4 GHz per secon. Prosesor notebook memang dirancang berbeda dengan prosesor PC dekstop, tetapi kemampuannya relatif setara dengan komputer dekstop.

Hardisk yang dipakai berukuran besar antara 120 GB – 250 GB, meski untuk perputaran rpmnya hardisk notebook masih kalah dengan hardisk notebook masih kalah dengan hardisk PC dekstop, tapi daya simpannya sudah hampir menyamai. Sedangkan RAM yang digunakan masih berkisar 1-2 GB.

Keunggulan dari notebook adalah performanya yang setara dengan PC dekstop sehingga bisa menjalankan aplikasi yang membutuhkan performa tinggi, atau untuk game. Selain itu notebook juga banyak yang dilengkapi dengan finger print, blurtooth, dan koneksi lainnya. Dengan segudang fitur tersedia maka tak heran bila harga notebook relatif cukup mahal.

NETBOOKnt2

Netbook sebenarnya adalah notebook yang berukuran kecil yang ditujukan bagi pengguna internet, karena base internetnya yang paling ditonjolkan. Dengan ukuran yang relatif kecil yaitu 7 inch sampai 10 inch, menjadikan netbook mudah untuk dibawa kemana saja, termasuk ke area hotspot. Netbook ini juga diharapkan mengganti fungsi notebook sebagai mobile internet device.

Karena ukuran yang relatif kecil, maka kelengkapan hardware yang di usung netbook cenderung banyak yang dikurangi, seperti DVD/CD. Untuk prosesor yang digunakan memang khusus prosesor netbook, seperti Intel Atom dan Nano Via, yang saat ini mempunyai kecepatan antara 1,8GHz. Prosesor ini berukuran mini yang dibuat khusus oleh Intel sebagai notebook prosesor yang berukuran kurang dari 5_5 mm.

Beberapa produsen netbook menggunakan harddisk sebagai media penyimpanan yang mempunyai kapasitas antara 80-160 GB. Sedangkan beberapa vendor menggunakan SSD sebagai media penyimpanannya. Sedangkan RAM yang digunakan masih berkisar 1-2 GB.

Keunggulan dari netbook ini adalah dengan ukuran yang kecil, dapat dimungkinkan dibawa kemanapun untuk surfing di internet. Bagi pengguna yang sering mengakses internet, baik untuk mengupdate blog atau yang suka dengan social network, maka netbook akan lebih membantu. Ukuran yang kecil dengan daya tahan baterai yang cukup lama adalah kelebihan netbook.nt3

Meski tidak didukung dengan drive CD/DVD, tapi user bisa menggunakan eksternal drive CD/DVD ayng bisa dicolokkan ke konektor USB.

Dari perbandingan di atas, baik notebook dan netbook mempunyai kelebihan masing-masing. Bila user hanya menginginkan kemudahan dalan internet saja, maka netbook adalah yang paling cocok, tapi bila user tadi menginginkan performa dengan konpatilibilitas yang tinggi, maka notebook adalah pilihannya.

sumber : komputek

Pembelajaran berbasis internet

warnetMenurut saya (orang awam), pembelajaran berbasis internet ini tidak akanberjalan dengan baik yaitu bisa efektif dan efesien untuk semua kalangan, terutama untuk kalangan menengah kebawah. Mungkin bagi sebagian orang hal ini sangat membantu, misalnya untuk anak ibukota yang berperan ganda sebagai seorang model atau bintang film kejar tayang (stripping) yang mengharuskannya shotting siang malam, sehingga dia tidak bisa mengikuti kegiatan pembelajaran seperti anak sekolahan biasanya, maka home scholling (salah satu pembelajaran yang memanfaatkan internet) solusinya. Namun untuk masyarakat indonesia yang memiliki perekonomian rendah, terutama masyarakat di daerah-daerah, hal ini mungkin masih jauh untuk dicapai. Selain biaya akses internet di negeri ini yang masih sangat mahal (kalaupun murah, kebanyakan hasil mengecewakan), begitu pula dengan pemanfaatan penyedia jasa internet (warnet), meskipun kita bisa mengakses internet dengan mudah dan murah melalui warnet tersebut, namun hanya sedikit yang mau memanfaatkannya untuk pembelajaran yang berbasis internet ini. Kebanyakan dari mereka para pelajar (anak-anak, remaja, dan mahasiswa yang pernah saya temui di warnet-warnet di banjarmasin) lebih memilih mengakses situs-situs jejaring sosial, chatting, googling, dan bermain game online. Ada juga yang pergi ke warnet hanya untuk membuka situs-situs porno, dan parahnya lagi bahkan ada yang memanfaatkan warnet hanya untuk berbuat mesum dengan pasangan mereka. Sungguh sesuatu yang jauh dari dunia pendidikan. Kebanyakan dari mereka (user dibawah 20 tahun ) yang mengakses internet lebih memilih situs-situs jejaring sosial (friendster, facebook, etc), chatting, dan game online karena pengemasan dan fitur-fitur yang ditawarkan situs-situs itu sendiri yang jauh memberikan kesan dan menarik ketimbang situs-situs edukasi di indonesia. Kemampuan situs-situs seperti frindster, facebook, game online, dan chatting dalam memberikan kepuasan dan tantangan tersendiri bagi para user membuat para user-user tersebut terus dan terus mengunjungi situs-situs tersebut. Kebanyakan mereka lebih memilih akses internet untuk media hiburan ketimbang untuk pembelajaran berbasis internet. Kalaupun juga ada yang memanfaatkannya untuk pendidikan, kebanyakan hanya mengunjungi situs-situs tertentu sebagai bahan referensi dari tugas-tugas kuliah, pekerjaan rumah, dsb. Tentu masih jauh proses pembelajaran, karena pembelajaran yang sebenarnya tidak hanya melalui tahapan membaca dan memahami informasi terkait, namun juga memerlukan tahapan-tahapan lain yang jauh lebih penting seperti pembimbingan dari yang ahli, dsb.
Namun dibalik semua itu, saya sudah sangat besyukur dengan perkembangan pengetahuan informasi dan teknologi bangsa kita ini, sudah banyak orang yang bisa bermain komputer dan berselancar di dunia maya. Semoga hal ini juga bisa berdampak positif bagi dunia pendidikan di negeri kita tercinta INDONESIA ini. Amien. . .

Administrasi Guru

Administrasi sangat diperlukan bagi kelangsungan proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Semua itu tidak lepas dari keaktifan orang-orang yang menguasai administrasi dalam sekolah. Orang sering menganggap enteng administrasi tersebut, padahal kalau administrasi dipegang sama orang-orang yang kurang terampil maka administrasi tersebut akan berantakan.Orang yang memegang administraasi adalah orang yang sudah terlatih dalam bidangnya (orang yang sudah mendapat ilmu/ pelatihan).

Administrasi tidak hanya dalam hal keuangan saja tetapi juga dalam kerapian/ keteraturan kita dalam pembukuan. Administrasi tidak hanya dilakukan dalam waktu tertentu saja tetapi setiap hari secara kontinyu. Administrasi adalah upaya menjadikan kegiatan kerja sama antara guru dan karyawan agar proses belajar mengajar lebih efektif.

Berikut ini adalah rujukan yang dapat digunakan dalam pembuatan administrasi guru;

Peraturan dan Perundang-undangan
Model-model Kurikulum SMP
KTSP
Evaluasi
Standar Isi
KBM

Pengertian Administrasi pendidikan secara luas yaitu kerjasama untuk mencapai tujuan pendidikan. Pada tingkat sekolah, sebagai salah satu bentuk kerja sama diantara semua personel sekolah (guru, murid, kepala sekolah, staf tata usaha) dan orang diluar sekolah yang ada kaitannya

Pengertian Administrasi Pendidikan secara sempit yaitu kegiatan ketatausahaan yang intinya kegiatan rutin catat-mencatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat- menyurat dengan segala aspek serta mempersiapkan laporan. Pengertian administrasi yang sempit tidak terlalu salah, karena setiap aspek kegiatan memerlukan kegiatan pencatatan.

Administrasi Pendidikan merupakan suatu proses yang merupakan daur ulang (siklus) penyelenggara pendidikan dimulai dari perencanaan, diikuti oleh pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian tentang usaha untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Panduan Penulisan Proposal Penelitian

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada dasarnya penelitian (riset) merupakan penyelidikan secara sistematik untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah melalui penerapan metode ilmiah. Yang dimaksud dengan metode ilmiah adalah metode kerja ilmuwan yang merupakan suatu siklus proses berpikir secara induktif (dari observasi menuju teori) dan deduktif (dari teori menuju implikasi-implikasi logisnya). Apabila metode ilmiah ini diterapkan pada pertanyaan tentang sifat materi, maka akan terjadi penelitian kimia. Sedangkan, bila metode ilmiah tersebut diterapkan pada pertanyaan tentang proses belajar-mengajar dalam bidang kimia, maka yang terjadi adalah penelitian pendidikan kimia.

Kemampuan meneliti merupakan salah satu kemampuan profesional yang harus dimiliki seorang mahasiswa. Oleh karenanya melalui kurikulum pendidikan sarjana dikembangkan kemampuan mahasiswa meneliti. Penulisan skripsi atau tugas akhir pada dasarnya merupakan fase kulminasi dari pelatihan-pelatihan kepada mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan meneliti tersebut.

Sejak penelitian direncanakan peneliti perlu mengkomunikasikan rencananya kepada pihak luar untuk memperoleh masukan. Apalagi apabila penelitian tersebut didanai pihak luar atau perlu memperoleh persetujuan dari lembaga pendidikan, adanya rencana penelitian yang tertulis menjadi keharusan. Rencana penelitian tertulis yang menggambarkan latar belakang penelitian, permasalahan yang diteliti, tujuan dan manfaat penelitian, serta prosedur pelaksanaan penelitian, dinamakan usulan penelitian, yang lebih populer disebut “proposal penelitian”. Sementara itu setelah penelitian selesai dikerjakan peneliti perlu menyusun “laporan penelitian”, untuk diserahkan kepada perguruan tinggi sebagai skripsi atau tugas akhir, penyandang dana



penelitian, atau dipublikasikan melalui media komunikasi profesi. Oleh karena itu kemampuan menyusun proposal dan laporan penelitian menjadi sangat penting bagi para mahasiswa.

B. RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang sering terjadi dan hampir selalu dilakukan oleh mahasiswa pada pembuatan proposal ini adalah bahwa masih bingung dan belum pahamnya mahasiswa dengan apa yang akan ditulisnya. Sering sekali kami menemukan dari beberapa proposal penelitian yang dilakukan mahasiswa masih terlihat seperti karya tulis ilmiah bahkan mahasiswa itu sendiri terkadang masih bingung termasuk jenis apakah proposal penelitian ilmiah yang ia buat sendiri.



BAB II

PERMASALAHAN

Berikut adalah beberapa masalah yang akan kami bahas:

1. Apa itu penelitian ilmiah?

2. Apa saja sifat dan ciri peneltian?

3. Apa yang dimaksud proposal penelitian?

4. Apa saja fungsi dari proposal penelitian?

5. Kenapa proposal penelitian wajib dilakukan oleh mahasiswa?

6. Sebutkan ciri-ciri atau karakteristik penelitian?

7. Bagaimana sistematika proposal penelitian ilmiah?

8. Berapakah banyak BAB pada proposal penelitian?

9. Bagaimana cara membuat judul yang baik?

10. Apa saja yang harus ditulis pada pendahuluan, landasan teori, metode penelitian dan daftar pustaka?

11. Ada berapa macam proposal penelitian?

12. Bagaimana tata cara/aturan baku penulisan proposal penelitian?



BAB III

PEMBAHASAN

A. DEFINISI PENELITIAN ILMIAH

Berikut adalah definisi dari penelitian ilmiah yang kami dapat dari buku-buku sumber:

1. Suatu usaha untuk mengumpulkan, mencatat dan menganalisa sesuatu masalah.

2. Hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ilmiah diutarakan oleh Nasution (2003) sebagai berikut :(1) ilmiah berarti menggunakan metode dan prinsip–prinsip science, yaitu sistematis dan eksak, atau menggunakan metode penelitian yang mentes (menguji) hipotesis secara empiris, (2) arti empiris adalah didasarkan atas data yang diperoleh melalui observasi, (3) science bersifat obyektif, (4) science (atau ilmu pengetahuan) adalah akumulasi pengetahuan yang sistematis, (5) pandangan science: (a) segala pengetahuan bersifat sementara atau tentatif, yang dapat berubah bila ditemukan data baru, (b) science adalah suatu metode analisis dan mengemukakan penemuannya dengan hati-hati dalam bentuk “jika ........... maka ............... ”, (6)

fakta adalah observasi yang dapat dibuktikan secara empiris, (7) teori menunjukkan hubungan antar fakta-fakta, menyusun fakta­fakta dalam bentuk yang sistematis sehingga dapat difahami.

3. Suatu penyelidikan secara sistematis, atau dengan giat dan berdasarkan ilmu pengetahuan mengenai sifat-sifat daripada kejadian atau keadaan-keadaan dengan maksud untuk akan menetapkan faktor-faktor pokok atau akan menemukan paham­paham baru dalam mengembangkan metode-metode baru.

4. Penyedilidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan utnuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati serta sistematis.



5. Usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.

6. Pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fa kta-fakta.

B. SIFAT DAN CIRI PENELITIAN

Sedangkan sifat atau ciri dari penelitian itu sendiri:

1. Pasif, hanya ingin memperoleh gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan,

2. Aktif, ingin memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesa.

Posisi penelitian sendiri pada umumnya adalah menghubungkan:

1. Keinginan manusia

2. Permasalahan yang timbul

3. Ilmu pengetahuan

4. Metode ilmiah.

C. DEFINISI DAN FUNGSI PROPOSAL PENELITIAN

Proposal penelitian merupakan dokumen tertulis yang dibuat untuk mengkomunikasikan kepada pembimbing, penyandang dana, atau sponsor-sponsor penelitian tentang strategi yang akan digunakan peneliti dalam memecahkan masalah. Proposal harus secara jelas menjawab pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, dan bilamana tentang penelitian yang akan dilakukan. Dari sudut bahasa, proposal penelitian menuntut pemakaian bahasa baku dengan konstruksi kalimat yang ringkas, langsung, serta tidak bermakna ganda, agar tidak menimbulkan salah pengertian dari pembacanya.

Proposal penelitian berfungsi untuk: (1) Meyakinkan orang lain bahwa penelitian yang diusulkan penting untuk dilakukan; (2) Memperlihatkan keakraban peneliti dengan bidang yang diteliti dan

kompetensi peneliti dalam melaksanakan penelitian yang akan dilakukannya; (3) Menjadi dokumen “kontrak” informal peneliti dengan penyandang dananya, sebagai kesepakatan tentang ruang lingkup kegiatan penelitian yang akan dilakukan; (4) Menjamin semua aspek penelitian telah dipertimbangkan secara matang; serta (5) Menjadi kerangka acuan bagi peneliti dalam melaksanakan proyek penelitiannya, sehingga penelitiannya dapat dikendalikan agar berjalan sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

D. KARAKTERISTIK PROPOSAL PENELITIAN

Proposal penelitian mahasiswa memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :

1. Merupakan suatu rancangan pokok penelitian yang akan dilakukan guna mengumpulkan bahan penulisan skripsi.

2. Memperlihatkan kemampuan mahasiswa terhadap permasalahan yang akan diteliti dan pendekatan atau metode yang digunakan dalam penelitian tersebut.

3. Ruang lingkup proposal sesuai dengan bidang kajian akademis mahasiswa.

4. Rancangan penelitian mengacu kepada permasalahan aktual dan memiliki kontribusi bagi pengembangan ilmu maupun kepentingan praktisi di lapangan.

E. SISTEMATIKA DAN FORMAT PROPOSAL PENELITIAN

Rancangan atau proposal penelitian untuk skripsi mahasiawa secara umum terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut :

1. Judul

Judul merupakan hal yang pertama kelihatan dan yang sering ditanyakan oleh seseorang, misalnya: Apa judul penelitian Saudara?



Dalam memilih dan menetapkan judul suatu penelitian, Mardalis (1999) menyarankan tentang hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut:

a. Judul sebaiknya yang menarik minat peneliti

b. Judul yang dipilih mampu untuk dilaksanakan peneliti

c. Judul hendaknya mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti

d. Judul yang dipilih hendaknya cukup data tersedia

e. Hindari terjadinya duplikasi judul dengan judul lain.

Hal yang perlu dipertimbangkan agar judul suatu usulan penelitian memenuhi syarat sebagai judul yang tepat dan baik, yaitu:

(1) Judul dalam ungkapan pernyataan, bukan pertanyaan.

a. Cukup jelas dan singkat serta tepat.

b. Berisi variabel-variabel yang akan diteliti.

c. Judul menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian yang dilakukan.

Berikut ini diberikan contoh judul penelitian yang dikutip dari Berkala Penelitian Pascasarjana Universitas Gadjah Mada jilid 6, No. 1B, Februari 1993:

(1) Model Simulasi Kebutuhan Air untuk Tanaman Padi dan Palawija pada Lahan Berbentuk Surjan

(2) Hidrolisis Pati Talas Menjadi Glukose dengan Katalisator Asam Khlorid Secara Sinambung

(3) Suatu Model Pengontrolan Pemutus Beban Tegangan Tinggi dengan Serat Optis

Menurut Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (1991) judul penelitian dibuat sesingkat-singkatnya, tetapi jelas dan menunjukkan dengan tepat masalah yang hendak diteliti, dan tidak membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam.

Direktorat Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan (2002) memberi petunjuk bahwa judul hendaknya ekspresif, sesuai dan



tepat dengan masalah yang ditulis dan tidak membuka peluang untuk penafsiran ganda.

Program Pascasarjana Universitas Andalas (1997) memberi petunjuk di dalam menentukan judul penelitian, yaitu harus singkat (diusahakan tidak lebih dari 16 kata), harus jelas, sebaiknya menggambarkan tema yang akan diteliti, dan diusahakan yang mudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Judul tesebut harus tepat, logis dan cermat, bersifat indikatif dan informatif.

2. Pendahuluan

Dalam suatu majalah atau internet sering kali kita menemukan sebuah tulisan dan sering kali kita berpikir

Apa ini?

Kenapa saya membaca ini?

Apa yang kamu inginkan dari saya?

Kurang lebihnya jawaban yang harus Anda lakukan dalam membuat sebuah pendahuluan skripsi, tesis, atau disertasi atau juga yang masih berupa proposal.

a. Set the context – lengkapi dengan informasi-informasi yang umum seputar ide pokok sehingga mampu mengondisikan pembaca mendapatkan rasa dari apa yang kita bahas, serta dari pembacaan informasi tersebut ciptakan mereka mendukung apa yang sedang Anda teliti.

b. State why the main idea is important – Tuliskan dengan membayangkan pembaca pendahuluan penelitian Anda peduli terhadap apa yang Anda teliti dan menanti kelanjutan dari penelitian Anda.

c. State your thesis/claim – karang barang satu atau dua kalimat yang menyatakan posisi atau kedudukan Anda menghadapi masalah yang menjadi topik dalam penelitian Anda.



Kadangkala dalam penelitian dijumpai penulisan definisi istilah atau definisi operasional yang bertujuan untuk menggiring pembaca dapat memahami situasi yang kita ciptakan. Kemudian dilanjutkan dengan menuliskan tingkat kepentingan apa yang menjadi topik penelitian. Ditutup dengan batasan-batasan yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian serta action apa saja yang diberikan dalam penelitian tersebut.

Struktur pendahuluan sendiri dapat dilihat pada jenis-jenis proposal yang saya sebutkan pada bagian lain. Silahkan dilihat pada struktur proposal penelitian lapangan (kualitatif/kuantitatif), kajian pustaka maupun penelitian pengembangan.

Bagian pendahuluan ini mengemukakan tentang latar belakang masalah dan urgensi mengapa penelitian tersebut perlu dilakukan. Hal itu dapat dikemas dalam beberapa bagian seperti :

a. Latar belakang

Kegiatan dilakukan untuk menjawab keingintahuan untuk mengungkapkan suatu kreativitas/gejala/konsep/dugaan atau menerapkannya untuk suatu tujuan. Dalam penuilsan latar belakang juga harus dikemukakan hal-hal yang mendorong atau argumentasi pentingnya dilakukan kegiatan yang diusulkan. Uraikan proses dalam mengidentifikasi masalah yang akan dicari solusinya.

Penelitian dilakukan untuk menjawab permasalahan. Dengan demikian maka masalah atau latar belakang masalah merupakan penentu apakah suatu penelitian layak dikerjakan atau tidak.

Pada “latar belakang masalah” ditunjukkan adanya masalah yang (akan) diteliti. Latar belakang ini harus ditampilkan secara kuat, maka kita harus mengemukakan data dan fakta sebagai alasan, dengan mengurangi argumentasi pribadi sedikit mungkin.



Pada latar belakang ini peneliti harus dapat menjelaskan bahwa keinginan untuk meneliti masalah tersebut timbul, karena peneliti melihat adanya kesenjangan atau jurang perbedaan antara hal yang seharusnya atau idealnya dengan kenyataan yang ditemui di lapangan. Pada latar belakang ini harus diketahui dengan jelas bahwa masalah yang diajukan betul-betul dirasakan perlunya.

Agar pada latar belakang ini dapat diajukan argumentasi yang kuat serta didukung oleh fakta dan data, maka peneliti perlu melakukan studii pendahuluan ataupun studi pustaka.

Menurut Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (1991) pada latar belakang berisi perumusan masalah, yang memuat penjelasan mengenai alasan mengapa masalah yang dikemukakan dalam usulan penelitian itu dipandang menarik, penting, dan perlu diteliti. Selain itu juga diuraikan kedudukan masalah yang akan diteliti dalam lingkup permasalahan yang lebih luas.

Direktorat Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan (2002) menyatakan bahwa pada perumusan masalah yang mencakup latar belakang tentang alasan mengangkat masalah tersebut dan ada penjelasan tentang makna paling penting serta menariknya masalah tersebut untuk ditelaah.

b. Batasan dan rumusan masalah

Rumuskan dengan jelas permasalahan yang ingin diteliti atau dipecahkan. Uraikan pendekatan dan konsep untuk menjawab masalah yang diteliti, hipotesis yang akan diuji, dugaan yang akan dibuktikan, masalah yang akan dicari penyelesaiannya. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan kegiatan penelitian. Uraian perumusan masalah tidak harus dalam bentuk pertanyaan.



c. Tujuan dan manfaat penelitian

Berikan pernyataan singkat mengenai tujuan kegiatan penelitian. Kegiatan penelitian dapat bertujuan untuk menjajagi, menguraikan, menerangkan, membuktikan atau menerapkan suatu gejala, konsep atau dugaan, atau membuat suatu model. Rumuskan tujuan yang akan dicapai secara spesifik yang merupakan kondisi baru yang diharapkan terwujud setelah kegiatan penelitian selesai. Rumusan tujuan hendaknya jelas dan dapat diukur.

3. Landasan Teori

Menurut Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (1991) landasan teori dijabarkan dari tinjauan pustaka dan disusun sendiri oleh mahasiswa sebagai tuntunan untuk memecahkan masalah peneliian dan untuk merumuskan hipotesis. Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif, model matematis, atau persamaan-persamaan yang langsung berkaitan dengan bidang ilmu yang diteliti.

Bagian ini terdiri dari:

a. Uraian teori

b. Kerangka konseptual

c. Hipotesis (untuk penelitian tertentu boleh tidak menggunakan hipotesis)

4. Metodologi Penelitian

Bagian ini menyajikan penjelasan antara lain meliputi :

a. Variabel penelitian

b. Tempat dan waktu penelitian

c. Sumber data atau populasi dan sampel

d. Alat pengumpul data (sebaiknya dilengkapi dengan kisi-kisi atau indikator)

e. Teknik analisis data yang digunakan.



Beberapa prinsip metodologi oleh beberapa ahli, diantaranya: a. Rene Descartes

Dalam karyanya Discourse On Methoda, dikemukakan 6 (enam) prinsip metodologi yaitu:

ü Membicarakan masalah ilmu pengetahuan diawali dengan menyebutkan akal sehat (common sense) yang pada umumnya dimiliki oleh semua orang. Akal sehat menurut Descartes ada yang kurang, adapula yang lebih banyak memilikinya, namun yang terpenting adalah penerapannya dalam aktivitas ilmiah.

ü Menjelaskan kaidah-kaidah pokok tentang metode yang akan dipergunakan dalam aktivitas ilmiah maupun penelitian. Descartes mengajukan 4 (empat) langkah atau aturan yang dapat mendukung metode yang dimaksud yaitu: (1) Jangan pernah menerima baik apa saja sebagai yang benar, jika anda tidak mempunyai pengetahuan yang jelas mengenai kebenarannya. Artinya, dengan cermat hindari kesimpulan­kesimpulan dan pra konsepsi yang terburu-buru dan jangan memasukkan apapun ke dalam pertimbangan anda lebih dari pada yang terpapar dengan begitu jelas sehingga tidak perlu diragukan lagi, (2) Pecahkanlah setiap kesulitan anda menjadi sebanyak mungkin bagian dan sebanyak yang dapat dilakukan untuk mempermudah penyelesaiannya secara lebih baik.(3) Arahkan pemikiran anda secara jernih dan tertib, mulai dari objek yang paling sederhana dan paling mudah diketahui, lalu meningkat sedikit demi sedikit, setahap demi setahap ke pengetahuan yang paling kompleks, dan dengan mengandaikan sesuatu urutan bahkan diantara objek yang sebelum itu tidak mempunyai ketertiban baru. (4) Buatlah penomoran untuk seluruh permasalahan selengkap mungkin, dan adakan tinjauan ulang secara menyeluruh sehingga anda dapat merasa pasti



tidak suatu pun yang ketinggalan. (5)Langkah yang digambarkan Descartes ini menggambarkan suatu sikap skeptis metodis dalam memperoleh kebenaran yang pasti.

ü Menyebutkan beberapa kaidah moral yang menjadi landasan bagi penerapan metode sebagai berikut: (1) Mematuhi undang-undang dan adat istiadat negeri, sambil berpegang pada agama yang diajarkan sejak masa kanak-kanak. (2) Bertindak tegas dan mantap, baik pada pendapat yang paling meyakinkan maupun yang paling meragukan. (3) Berusaha lebih mengubah diri sendiri dari pada merombak tatanan dunia.

ü Menegaskan pengabdian pada kebenaran yang acap kali terkecoh oleh indera. Kita memang dapat membayangkan diri kita tidak berubah namun kita tidak dapat membayangkan diri kita tidak bereksistensi, karena terbukti kita dapat menyangsikan kebenaran pendapat lain. Oleh karena itu, kita dapat saja meragukan segala sesuatu, namun kita tidak mungkin meragukan kita sendiri yang sedang dalam keadaan ragu-ragu.

ü Menegaskan perihal dualisme dalam diri manusia yang terdiri atas dua substansi yaitu RESCOGITANS (jiwa bernalar) dan RES-EXTENSA (jasmani yang meluas). Tubuh (Res-Extensa) diibaratkan dengan mesin yang tentunya karena ciptaan Tuhan, maka tertata lebih baik. Atas ketergantungan antara dua kodrat ialah jiwa bernalar dan kodrat jasmani. Jiwa secara kodrat tidak mungkin mati bersama dengan tubuh. Jiwa manusia itu abadi.

b. Alfred Julesayer

Dalam karyanya yang berjudul Language, Truth and Logic yang terkait dengan prinsip metodologi adalah prinsip verifikasi. Terdapat dua jenis verifikasi yaitu:



ü Verifikasi dalam arti yang ketat (strong verifiable) yaitu sejauh mana kebenaran suatu proposisi (duga-dugaan) itu mendukung pengalaman secara meyakinkan.

ü Verifikasi dalam arti yang lunak, yaitu jika telah membuka kemungkinan untuk menerima pernyataan dalam bidang sejarah (masa lampau) dan ramalan masa depan sebagai pernyataan yang mengandung makna.

5. Daftar Pustaka

Dari jurnal “Berkala Penelitian Pascasarjana Universitas Gadjah Mada” Jilid 6, No. 1B, Februari 1993, dinyatakan petunjuk penulisan daftar pustaka sebagai berikut :

a. Untuk buku: nama pokok dan inisial pengarang, tahun terbit, judul, jilid, edisi, nama penerbit, tempat terbit.

b. Untuk karangan dalam buku: nama pokok dan inisial pengarang, tahun, judul karangan, inisial dan nama editor, judul buku, halaman permulaan dan akhir, (karangan), nama penerbit, tempat terbitan.

c. Untuk karangan dalam majalah atau jurnal: nama pokok dan inisial pengarang, tahun, judul karangan, singkatan nama majalah, jilid, (nomor), halaman permulaan dan akhir.

d. Untuk karangan dalam pertemuan: nama pokok dan inisial pengarang, tahun, judul karangan, singkatan nama pertemuan (penyelenggara), waktu, tempat pertemuan.

Contoh :

Clark, C.W., 1985. Bioeconomic Modelling and Fisheries Management, John Wiley & Sons Ltd, Singapura.

Grudee,J.,1986. The Influence of Systemic and Local Factors on the Development of Atherosclerosis dalam J.K. Maruki and S. Bagio (eds) : Human Atherosclerosis, pp. 131-164, Academic Press, London.



F. MACAM-MACAM PROPOSAL PENELITIAN

1. Proposal Penelitian Pengembangan

Kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah-masalah aktual. Dalam hal ini, kegiatan pengembangan ditekankan pada pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau temuan-temuan penelitian untuk memecahkan masalah.

Skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil kerja pengembangan menuntut format dan sistematika yang berbeda dengan skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil penelitian, karena karakteristik kegiatan pengembangan dan kegiatan penelitian tersebut berbeda.

Kegiatan penelitian pada dasarnya berupaya mencari jawaban terhadap suatu permasalahan, sedangkan kegiatan pengembangan berupaya menerapkan temuan atau teori untuk memecahkan suatu permasalahan

Berikut adalah format penulisan proposal penelitian pengembangan:

a. Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah mengungkapkan konteks pengembangan projek dalam masalah yang hendak dipecahkan. Oleh karena itu, uraian perlu diawali dengan identifikasi kesenjangan-kesenjangan yang ada antara kondisi nyata dengan kondisi ideal, serta dampak yang ditimbulkanoleh kesenjangan-kesenjangan itu. Berbagai alternatif untuk mengatasi kesenjangan itu perlu dipaparkan secara singkat disertai dengan identifikasi faktor penghambat dan pendukungnya. Alternatif yang ditawarkan sebagai pemecah masalah beserta rasionalnya dikemukakan pada bagian akhir dari paparan latar belakang masalah.



b. Rumusan Masalah

Sebagai penegasan dari apa yang telah dibahas dalam latar belakang masalah, pada bagian ini perlu dikemukakan rumusan spesifik dari masalah yang hendak dipecahkan. Rumusan masalah pengembangan projek hendaknya dikemukakan secara singkat, padat, jelas, dan diungkapkan dengan kalimat pernyataan, bukan dalam bentuk kalimat pertanyaan seperti dalam rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah hendaknya disertai dengan alternatif pemecahan yang ditawarkan serta rasional mengapa alternatif itu yang dipilih sebagai cara pemecahan yang paling tepat terhadap masalah yang ada.

c. Tujuan Pengembangan

Tujuan pengembangan dirumuskan bertolak dari masalah yang ingin dipecahkan dengan menggunakan alternatif yang telah dipilih. Arahkan rumusan tujuan pengembangan ke pencapaian kondisi ideal seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah.

d. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Bagian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran lengkap tentang karakteristik produk yang diharapkan dari kegiatan pengembangan. Karakteristik produk mencakup semua identitas penting yang dapat digunakan untuk membedakan satu produk dengan produk lain-nya.

Produk yang dimaksud dapat berupa kurikulum, modul, paket pembelajaran, buku teks, alat evaluasi, model, atau produk lain yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah pelatihan, pembelajaran, atau pendidikan. Setiap produk memiliki spesifikasi yang berbeda dengan produk lainnya, misalnya kurikulum bahasa Inggris memiliki spesifikasi yang berbeda jika



dibandingkan dengan kurikulum bidang studi lainnya, meskipun di dalamnya dapat ditemukan komponen yang sama.

e. Pentingnya Pengembangan

Bagian ini sering dikacaukan dengan tujuan pengembangan. Tujuan pengembangan mengungkapkan upaya pencapaian kondisi yang ideal, sedangkan pentingnya pengembangan mengungkapkan argumentasi mengapa perlu ada pengubahan kondisi nyata ke kondisi ideal. Dengan kata lain, pentingnya pengembangan mengungkapkan mengapa masalah yang ada perlu dan mendesak untuk dipecahkan.

Dalam bagian ini diharapkan juga terungkap kaitan antara urgensi pemecahan masalah dengan konteks permasalahan yang lebih luas. Pengkaitan ini dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa pemecahan suatu masalah yang konteksnya mikro benar-benar dapat memberi sumbangan bagi pemecahan masalah lain yang konteksnya lebih luas.

f. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Asumsi dalam pengembangan merupakan landasan pijak untuk menentukan karakteristik produk yang dihasilkan dan pembenaran pemilihan model serta prosedur pengembangannya. Asumsi hendaknya diangkat dari teori-teori yang teruji sahih, pandangan ahli, atau data empiris yang relevan dengan masalah yang hendak dipecahkan dengan menggunakan produk yang akan dikembangkan.

Keterbatasan pegembangan mengungkapkan keterbatasan dari produk yang dihasilkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi, khususnya untuk konteks masalah yang lebih luas. Paparan ini dimaksudkan agar produk yang dihasilkan dari kegiatan pengembangan ini disikapi hati-hati oleh pengguna



sesuai dengan asumsi yang menjadi pijakannya dan kondisi pendukung yang perlu tersedia dalam memanfaatkannya.

g. Definisi Istilah

Pada bagian ini dikemukakan definisi istilah-istilah yang khas digunakan dalam pengembangan produk yang diinginkan, baik dari sisi model dan prosedur yang digunakan dalam pengembangan ataupun dari sisi produk yang dihasilkan. Istilah­istilah yang perlu diberi batasan hanya yang memiliki peluang ditafsirkan berbeda oleh pembaca atau pemakai produk. Batasan istilah-istilah tersebut harus dirumuskan seoperasional mungkin. Makin operasional rumusan batasan istilah makin kecil peluang istilah itu ditafsirkan berbeda oleh pembaca atau pemakai.

h. Sistematika Penulisan

Paparan pada bagian ini dimaksudkan untuk menunjukkan cara pengorganisasian keseluruhan skripsi, tesis, dan disertasi, baik untuk Bagian I, yang memuat kajian analitis, atau-pun Bagian II, yang memuat produk yang dihasilkan dari kegiatan pengembangan.

i. Landasan Teori

Bab ini dimaksudkan untuk mengungkapkan kerangka acuan komperhensif mengenai konsep, prinsip, atau teori yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi atau dalam mengembangkan produk yang diharapkan. Kerangka acuan disusun berdasarkan kajian berbagai aspek teoretik dan empiris yang terkait dengan permasalahan dan upaya yang akan ditempuh untuk memecahkannya. Uraian-uraian dalam bab ini diharapkan menjadi landasan teoretik mengapa masalah itu perlu dipecahkan dan mengapa cara pengembangan produk tersebut dipilih



Kajian teoretik mengenai model dan prosedur yang akan digunakan dalam pengembangan juga perlu dikemukakan dalam bagian ini, terutama dalam rangka memberikan pembenaran terhadap produk yang akan dikembangkan.

Di samping itu, bagian ini juga dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang kaitan upaya pengembangan dengan upaya-upaya lain yang mungkin sudah pernah ditempuh oleh ahli lain untuk mendekati permasalahan yang sama atau relatif sama. Dengan demikian, upaya pengembangan yang akan dilakukan memiliki landasan empiris yang mantap.

j. Metode Pengembangan

Metode Pengembangan hendaknya memuat butir-butir (1) model pengembangan, (2) prosedur pengembangan, dan (3) uji coba produk. Dalam butir uji coba produk perlu diungkapkan (a) desain uji coba, (b) subjek uji coba, (c) jenis data, (d) instrumen pengumpulan data, dan (e) teknik analisis data.

1. Model Pengembangan

Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan model teoretik. Model prosedural adalah model yang bersifat deskriptif, yaitu menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Model konseptual adalah model yang bersifat analitis yang memerikan komponen-komponen produk yang akan dikembangkan serta keterkaitan antarkomponen (misalnya model pengembangan rancangan pengajaran Dick dan Carey, 1985). Model teoretik adalah model yang menunjukkan hubungan perubahan antar peristiwa.

Dalam bagian ini perlu dikemukakan secara singkat struktur model yang digunakan sebagai dasar pengembangan produk. Apabila model yang digunakan merupakan adaptasi dari model yang sudah ada, maka pemilihannya perlu disertai



dengan alasan, komponen-komponen yang disesuaikan, serta kekuatan dan kelemahan model itu.

Apabila model yang digunakan dikembangkan sendiri, maka informasi yang lengkap mengenai setiap komponen dan kaitan antarkomponen dari model itu perlu dipaparkan. Perlu diperhatikan bahwa uraian model diupayakan seoperasional mungkin sebagai acuan dalam pengembangan produk.

2. Prosedur Pengembangan

Bagian ini memaparkan langkah-langkah prosedural yang ditempuh oleh pengembangan dalam membuat produk. Prosedur pengembangan berbeda dengan model pengembangan. Apabila model pengembangannya adalah prosedural, maka prosedur pengembangannya tinggal mengikuti langkah-langkah seperti yang terlihat dalam modelnya. Model pengembangan juga bisa berupa konseptual atau teoretik. Kedua model ini tidak secara langsung memberi petunjuk tentang bagaimana langkah prosedural yang dilalui sampai ke produk yang dispesifikasi. Oleh karena itu, perlu dikemukakan lagi langkah proseduralnya.

3. Uji coba produk

Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau daya tarik dari produk yang dihasilkan.

Dalam bagian ini secara berurutan perlu dikemukakan desain uji coba, subyek uji coba, jenis data, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data.

i. Desain Uji Coba

Secara lengkap, uji coba produk pengembangan biasanya dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu uji perseorangan, uji kelompok kecil, dan uji lapangan. Dalam kegiatan pengembangan, pengembang mungkin



hanya melewati dan berhenti pada tahap uji perseorangan, atau dilanjutkan dan berhenti sampai tahap uji kelompok kecil, atau sampai uji lapangan. Hal ini sangat tergantung pada urgensi dan data yang dibutuhkan melalui uji coba itu.

Desain uji coba produk bisa menggunakan desain yang biasa dipakai dalam penelitian kuantitatif, yaitu desain deskriptif atau eksperimental. Yang perlu diperhatikan adalah ketepatan memilih desain untuk tahapan tertentu (perseorangan, kelompok kecil, atau lapangan) agar data yang dibutuhkan untuk memperbaiki produk dapat diperoleh secara lengkap.

ii. Subjek Uji Coba

Karakteristik subjek uji coba perlu diidentifikasi secara jelas dan lengkap, termasuk cara pemilihan subjek uji coba itu. Subjek uji coba produk bisa terdiri dari ahli di bidang isi produk, ahli di bidang perancangan produk, dan/atau sasaran pemakai produk. Subjek uji coba yang ahli di bidang isi produk dapat memiliki kualifikasi keahlian tingkat S1 (untuk skripsi), S2 (untuk tesis), dan S3 (untuk disertasi). Yang penting setiap subjek uji coba yang dilibatkan harus disertai identifikasi karekteristiknya secara jelas dan lengkap, tetapi terbatas dalam kaitannya dengan produk yang dikembangkan.

Teknik pemilihan subjek uji coba juga perlu dikemukakan agak rinci, apakah menggunakan teknik rambang, rumpun, atau teknik lainnya yang sesuai.

iii. Jenis Data

Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau daya tarik dari produk yang dihasilkan. Dalam konteks ini



sering pengembang tidak bermaksud mengumpulkan data secara lengkap yang mencakup ketiganya. Bisa saja, sesuai dengan kebutuhan pengembangan, pengembang hanya melakukan uji coba untuk melihat daya tarik dari suatu produk, atau hanya untuk melihat tingkat efisiensinya, atau keduanya. Keputusan ini tergantung pada pemecahan masalah yang telah ditetapkan di Bab I: apakah pada keefektifan, efisiensi, daya tarik, atau ketiganya.

Penekanan pada efisiensi suatu pemecahan masalah akan membutuhkan data tentang efisiensi produk yang dikembangkan. Begitu pula halnya dengan penekanan pada keefektifan atau daya tarik. Atas dasar ini, maka jenis data yang perlu dikumpulkan harus disesuaikan dengan informasi apa yang dibutuhkan tentang produk yang dikembangkan itu.

Paparan mengenai jenis data yang dikumpulkan hendaknya dikaitkan dengan desain dan pemilihan subjek uji coba. Jenis data tertentu, bagaimanapun juga, akan menuntut desain tertentu dan subjek uji coba tertentu. Misalnya, pengumpulan data mengenai kecermatan isi dapat dilakukan secara perseorangan dari ahli isi, atau secara kelompok dalam bentuk seminar kecil, atau seminar yang lebih luas yang melibatkan ahli isi, ahli desain, dan sasaran pemakai produk.

iv. Instrumen Pengumpulan Data

Bagian ini mengemukakan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data seperti yang sudah dikemukakan dalam butir sebelumnya. Jika mengunakan instrumen yang sudah ada, maka perlu ada uraian mengenai karakteristik instrumen itu, terutama mengenai keshahihan dan keterandalannya. Apabila



instrumen yang digunakan dikembangkan sendiri, maka prosedur pengembangannya juga perlu dijelaskan.

v. Teknik Analisis Data

Teknik dan prosedur analisis yang digunakan untuk menganali-sis data uji coba dikemukakan dalam bagian ini dan disertai alasannya. Apabila teknik analisis yang digunakan sudah cukup dikenal, maka uraian tidak perlu rinci sekali. Akan tetapi, apabila teknik tersebut belum banyak dikenal, maka uraian perlu lebih rinci.

k. Daftar Rujukan

Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Tatacara penulisan daftar rujukan.

Unsur yang ditulis secara berurutan meliputi:

1. nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik,

2. tahun penerbitan

3. judul, termasuk subjudul

4. kota tempat penerbitan, dan

5. nama penerbit.

2. Proposal Penelitian Kajian Pustaka

Telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Telaah pustaka semacam ini biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber pustaka



yang kemudian disajikan dengan cara baru dan atau untuk keperluan baru.

Dalam hal ini bahan-bahan pustaka itu diperlukan sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk melakukan deduksi dari pengetahuan yang sudah ada, sehingga kerangka teori baru dapat dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan masalah. Berikut adalah sistematika dan format penulisan kajian pustaka:

a. Latar Belakang Masalah

Bagian ini berisi uraian atau gambaran umum yang dapat diperoleh dari koran, majalah, buku, jurnal, laporan penelitian, seminar, atau keadaan lapangan mengenai hal-hal yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.

Gambaran umum ini dapat bersifat mendukung atau menunjang pendapat peneliti atau pun bersifat tidak mendukung atau menolak harapan peneliti. Selain itu juga dipaparkan uraian pemantapan terhadap pemahaman masalah, misalnya mengapa masalah yang dikemukakan dipandang menarik, penting, dan perlu ditelaah.

b. Rumusan Masalah

Bagian ini merupakan pengembangan dari uraian latar belakang masalah yang menunjukkan bahwa masalah yang akan ditelaah memang belum terjawab atau belum dipecahkan secara memuaskan. Uraian tersebut didukung berbagai publikasi yang berhubungan dengan masalah yang dikaji, yang mencakup aspek yang dikaji, konsep-konsep yang berkaitan dengan hal yang akan ditulis, dan teori yang melandasi kajian. Pembahasan ini hanya berisi uraian yang memang relevan dengan masalah yang akan dikaji serta disajikan secara sistematis dan terpadu.



Selanjutnya dituliskan pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui telaah pustaka (dalam bentuk kalimat tanya), yang memuat variabel/hubungan antarvariabel yang akan dikaji. Kata tanya yang digunakan berupa apa, mengapa, bagaimana, sejauh mana, kapan, siapa, dan sebagainya bergantung pada ruang lingkup masalah yang akan dibahas.

c. Tujuan Penelitian

Bagian ini memberikan gambaran yang khusus atau spesifik mengenai arah dari kegiatan kajian kepustakaan yang dilakukan, berupa keinginan realistis peneliti tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan kajian harus mempunyai kaitan atau hubungan yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. Sebagai contoh adalah mengkaji kehidupan orang-orang yang terkenal dalam suatu bidang studi untuk mengetahui pengalaman-pengalaman mereka, bagaimana usaha mereka untuk meneliti dan menemukan apa yang sekarang dianggap sebagai hal yang biasa saja.

d. Kegunaan Penelitian

Bagian ini memberikan gambaran yang khusus atau spesifik mengenai arah dari kegiatan kajian kepustakaan yang dilakukan, berupa keinginan realistis peneliti tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan kajian harus mempunyai kaitan atau hubungan yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. Sebagai contoh adalah mengkaji kehidupan orang-orang yang terkenal dalam suatu bidang studi untuk mengetahui pengalaman-pengalaman mereka, bagaimana usaha mereka untuk meneliti dan menemukan apa yang sekarang dianggap sebagai hal yang biasa saja.



e. Metode Kajian

Metode kajian menjelaskan semua langkah yang dikerjakan penulis sejak awal hingga akhir. Pada bagian ini dapat dimuat hal-hal yang berkaitan dengan anggapan­anggapan dasar atau fakta-fakta yang dipandang benar tanpa adanya verifikasi dan keterbatasan, yaitu aspek-aspek tertentu yang dijadikan kerangka berpikir. Selanjutnya dilakukan analisis masalah dan variabel yang terdapat dalam judul kajian. Analisis masalah menghasilkan variabel dan hubungan antarvariabel. Selanjutnya dilakukan analisis variabel dengan mengajukan pertanyaan mengenai masing-masing variabel dan pertanyaan yang berkaitan dengan hubungan antarvariabel. Analisis ini diperlukan untuk menyusun alur berpikir dalam memecahkan masalah.

Perlu ditekankan bahwa tulisan tentang metode kajian hendaknya didasarkan atas kajian teori dan khasanah ilmu, yaitu paradigma, teori, konsep, prinsip,hukum, postulat, dan asumsi keilmuan yang relevan dengan masalah yang dibahas.

f. Definisi Istilah

Bagian ini memberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan agar terdapat kesamaan penafsiran dan terhindar dari kekaburan. Bagian ini juga memberikan keterangan rinci pada bagian-bagian yang memerlukan uraian, misalnya alat peraga, sekolah, alat ukur, lokasi atau tempat, nilai, sikap, penghasilan, keadaan atau kondisi, keadaan sosial ekonomi, status, dan sebagainya.

g. Daftar Rujukan

Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak



dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Tatacara penulisan daftar rujukan.

Unsur yang ditulis secara berurutan meliputi:

ü nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik,

ü tahun penerbitan

ü judul, termasuk subjudul

ü kota tempat penerbitan, dan

ünama penerbit.

3. Proposal Penelitian Kualitatif

Penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.

Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh keotentikan

Berikut adalah format proposal penelitian kualitatif:

a. Konteks Penelitian atau Latar Belakang

Bagian ini memuat uraian tentang latar belakang penelitian, untuk maksud apa peelitian ini dilakukan, dan apa/siapa yang mengarahkan penelitian.

b. Fokus Penelitian atau Rumusan Masalah

Fokus penelitian memuat rincian pernyataan tentang cakupan atau topik-topik pokok yang akan diungkap/digali



dalam penelitian ini. Apabila digunakan istilah rumusan masalah, fokus penelitian berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian dan alasan diajukannya pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui gambaran apa yang akan diungkapkan di lapangan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan harus didukung oleh alasan-alasan mengapa hal tersebut ditampilkan.

Alasan-alasan ini harus dikemukakan secara jelas, sesuai dengan sifat penelitian kualitatif yang holistik, induktif, dan naturalistik yang berarti dekat sekali dengan gejala yang diteliti. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan setelah diadakan studi pendahuluan di lapangan.

c. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam penelitian ini, sesuai dengan fokus yang telah dirumuskan.

d. Landasan Teori

Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan kenyataan di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.



e. Kegunaan Penelitian

Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.

f. Metode Penelitian

Bab ini memuat uraian tentang metode dan langkah-langkah penelitian secara operasional yang menyangkut pendekatan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pada bagian II peneliti perlu menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dan menyertakan alasan-alasan singkat mengapa pendekatan ini digunakan. Selain itu juga dikemukakan orientasi teoretik, yaitu landasan berfikir untuk memahami makna suatu gejala, misalnya fenomenologis, interaksi simbolik, kebudayaan, etnometodologis, atau kritik seni (hermeneutik). Peneliti juga perlu mengemukakan jenis penelitian yang digunakan apakah etnografis, studi kasus, grounded theory, interaktif, ekologis, partisipatoris, penelitian tindakan, atau penelitian kelas.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam bagian ini perlu disebutkan bahwa peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Instrumen selain manusia dapat pula digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan



untuk penelitian kualitatif mutlak diperlukan. Kehadiran peneliti ini harus dilukiskan secara eksplisit dalam laporan penelitian. Perlu dijelaskan apakah peran peneliti sebagai partisipan penuh, pengamat partisipan, atau pengamat penuh. Di samping itu perlu disebutkan apakah kehadiran peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek atau informan.

3. Lokasi Penelitian

Uraian lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi dan alasan memilih lokasi serta bagaimana peneliti memasuki lokasi tersebut. Lokasi hendaknya diuraikan secara jelas, misalnya letak geografis, bangunan fisik (jika perlu disertakan peta lokasi), struktur organisasi, program, dan suasana sehari-hari. Pemilihan lokasi harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan kemenarikan, keunikan, dan kesesuaian dengan topik yang dipilih. Dengan pemilihan lokasi ini, peneliti diharapkan menemukan hal-hal yang bermakna dan baru. Peneliti kurang tepat jika megutarakan alasan-alasan seperti dekat dengan rumah peneliti, peneliti pernah bekerja di situ, atau peneliti telah mengenal orang-orang kunci.

4. Sumber Data

Pada bagian ini dilaporkan jenis data, sumber data, da teknik penjaringan data dengan keterangan yang memadai. Uraian tersebut meliputi data apa saja yang dikumpulkan, bagaimana karakteristiknya, siapa yang dijadikan subjek dan informan penelitian, bagaimana ciri-ciri subjek dan informan itu, dan dengan cara bagaimana data dijaring, sehingga kredibilitasnya dapat dijamin. Misalnya data dijaring dari informan yang dipilih dengan teknik bola salju (snowball sampling).

Istilah pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif harus digunakan dengan penuh kehati-hatian. Dalam penelitian

kualitatif tujuan pengambilan sampel adalah untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin, bukan untuk melakukan rampatan (generalisasi). Pengambilan sampel dikenakan pada situasi, subjek, informan, dan waktu.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam bagian ini diuraikan teknik pengumpulan data yang digunakan, misalnya observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Terdapat dua dimensi rekaman data: fidelitas da struktur. Fidelitas mengandung arti sejauh mana bukti nyata dari lapangan disajikan (rekaman audio atau video memiliki fidelitas tinggi, sedangkan catatan lapangan memiliki fidelitas kurang). Dimensi struktur menjelaskan sejauh mana wawancara dan observasi dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Hal-hal yang menyangkut jenis rekaman, format ringkasan rekaman data, dan prosedur perekaman diuraikan pada bagian ini. Selain itu dikemukakan cara-cara untuk memastikan keabsahan data dengan triangulasi dan waktu yang diperlukan dalam pengumpulan data.

6. Analisis Data

Pada bagian analisis data diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Analisis ini melibatkan pengerjaan, pengorganisasian, pemecahan dan sintesis data serta pencarian pola, pengungkapan hal yang penting, dan penentuan apa yang dilaporkan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data, dengan teknik-teknik misalnya analisis domain, analisis taksonomis, analisis komponensial, dan analisis tema. Dalam hal ini peneliti dapat menggunakan statistik nonparametrik, logika, etika, atau estetika. Dalam uraian tentang analisis data



ini supaya diberikan contoh yang operasional, misalnya matriks dan logika.

7. Pengecekan Keabsahan Temuan

Bagian ini memuat uraian tentang usaha-usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan temuannya. Agar diperoleh temuan dan interpretasi yang absah, maka perlu diteliti kredibilitasnya dengan mengunakan teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, observasi yang diperdalam, triangulasi(menggunakan beberapa sumber, metode, peneliti, teori), pembahasan sejawat, analisis kasus negatif, pelacakan kesesuaian hasil, dan pengecekan anggota. Selanjutnya perlu dilakukan pengecekan dapat-tidaknya ditransfer ke latar lain (transferrability), ketergantungan pada konteksnya (dependability), dan dapat-tidaknya dikonfirmasikan kepada sumbernya (confirmability).

8. Tahap-tahap Penelitian

Bagian ini menguraikann proses pelaksanaan penelitian mulai dari penelitian pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, sampai pada penulisan laporan.

g. Daftar Rujukan

Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Tatacara penulisan daftar rujukan.

Unsur yang ditulis secara berurutan meliputi:

ü nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik,

ü tahun penerbitan



ü judul, termasuk subjudul

ü kota tempat penerbitan, dan

ünama penerbit.

4. Proposal Penelitian Kuantitatif

Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan. Format Proposal Penelitian Kuantitatif:

a. Latar Belakang Masalah

Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh.

b. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan



masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh: Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika?

c. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika.

d. Hipotesis Penelitian (jika ada)

Tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian kluantitatif yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis. Oleh karena itu subbab hipotesis penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis, atau disertasi hasil penelitian kuantitatif. Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan­kesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin dan



paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun secara teknis, hipotesis penelitian dicantumkan dalam Bab I (Bab Pendahuluan) agar hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah, maka di dalam latar belakang masalah sudah harus ada paparan tentang kajian pustaka yang relevan dalam bentuknya yang ringkas.

Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antarvariabel, melainkan telah ditunjukan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu. Contoh: Ada hubungan positif antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika.

Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan menjadi: Siswa SMP yang tingkat kecerdasannya tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam matapelajaran Matematika dibandingkan dengan yang tingkat kecerdasannya sedang. Rumusan hipotesis yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat pertanyaan, (c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris.

e. Kegunaan Penelitian

Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.



f. Asumsi Penelitian (jika diperlukan)

Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya, peneliti mengajukan asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan skala sikap. Dalam hal ini ia tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substantif atau metodologis. Asumsi substantif berhubungan dengan permasalahan penelitian, sedangkan asumsi metodologis berkenaan dengan metodologi penelitian.

g. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Yang dikemukakan pada bagian ruang lingkup adalah variabel-variabel yang diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Dalam bagian ini dapat juga dipaparkan penjabaran variabel menjadi subvariabel beserta indikator­indikatornya. Keterbatasan penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis, dan disertasi. Namun, keterbatasan seringkali diperlukan agar pembaca dapat menyikapi temuan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada. Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian. Keterbatasan yang sering dihadapi menyangkut dua hal. Pertama, keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan prosedural, teknik penelitian, ataupun karena faktor logistik. Kedua, keterbatasan penelitian berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika dan kepercayaan yang tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mencari data yang diinginkan.



h. Definisi Istilah atau Definisi Operasional

Definisi istilah atau definisi operasional diperlukan apabila diperkirakan akan timbul perbedaan pengertian atau kekurangjelasan makna seandainya penegasan istilah tidak diberikan. Istilah yang perlu diberi penegasan adalah istilah­istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat di dalam skripsi, tesis, atau disertasi. Kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah tersebut terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi istilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya. Definisi istilah lebih dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti.

Definisi istilah dapat berbentuk definisi operasional variabel yang akan diteliti. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatui variabel. Contoh definisi operasional dari variabel “prestasi aritmatika” adalah kompetensi dalam bidang aritmatika yang meliputi menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, dan menggunakan desimal. Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan karena teramatinya konsep atau konstruk yang diselidiki akan memudahkan pengukurannya. Di samping itu, penyusunan definisi operasional memungkinkan orang lain melakukan hal yang serupa sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.

i. Metode Penelitian

Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab metode penelitian paling tidak mencakup aspek (1) rancangan



penelitian, (2) populasi dan sampel, (3) instrumen penelitian, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data.

1. Rancangan Penelitian

Penjelasan mengenai rancangan atau desain penelitian yang digunakan perlu diberikan untuk setiap jenis penelitian, terutama penelitian eksperimental. Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Dalam penelitian eksperimental, rancangan penelitian yang dipilih adalah yang paling memungkinkkan peneliti untuk mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap variabel-variabel terikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacu pada hipotesis yang akan diuji. Pada penelitian noneksperimental, bahasan dalam subbab rancangan penelitian berisi penjelasan tentang jenis penelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan sifatnya; apakah penelitian eksploratoris, deskriptif, eksplanatoris, survai, atau penelitian historis, korelasional, dan komparasi kausal. Di samping itu, dalam bagian ini dijelaskan pula variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat hubungan antara variabel­variabel tersebut.

2. Populasi dan Sampel

Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental. Dalam survai, sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan atau subjek tergantung pada cara pengambilan datanya. Penjelasan



yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian perlu diberikan agar besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat.

Tujuannya adalah agar sampel yang dipilih benar-benar representatif, dalam arti dapat mencerminkan keadaan populasinya secara cermat. Kerepresentatifan sampel merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya dengan maksud menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel terhadap populasinya. Jika keadaan sampel semakin berbeda dengan kakarteristik populasinya, maka semakin besar kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya. Jadi, hal-hal yang dibahas dalam bagian Populasi dan Sampel adalah (a) identifikasi dan batasan­batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sampel, serta (c) besarnya sampel.

3. Instrumen penelitian

Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan instrumen pengumpulan data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Dengan cara ini akan terlihat apakah instrumen yang digunakan sesuai dengan variabel yang diukur, paling tidak ditinjau dari segi isinya. Sebuah instrumen yang baik juag harus memenuhi persyaratan reliabilitas. Dalam tesis, terutama disertasi, harus ada bagian yang menjelaskan proses validasi instrumen. Apabila instrumen yang digunakan tidak dibuat sendiri oleh peneliti, tetap ada kewajiban untuk melaporkan tingkat validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan. Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan/pernyataan. Untuk alat dan bahan harus



disebutkan secara cermat spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai.

Dalam ilmu eksakta istilah instrumen penelitian kadangkala dipandang kurang tepat karena belum mencakup keseluruhan hal yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, subbab instrumen penelitian dapat diganti dengan Alat dan Bahan.

4. Pengumpulan Data

Bagian ini menguraikan (a) langkah-langkah yang ditempuh dab teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat dalam proses pengumpulan data, serta (c) jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data. Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data, perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas. Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat yang berwenang, dan hal lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan, walaupun tidak dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian.

5. Analisis Data

Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan. Dilihat dari metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrikdan statistik nonparametrik. Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena itu, yang pokok untuk diperhatikan dalam analisis data adalah ketepatan teknik analisisnya, bukan kecanggihannya. Beberapa teknik analisis statistik parametrik memang lebih canggih dan karenanya mampu



memberikan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan teknik analisis sejenis dalam statistik nonparametrik. Penerapan statistik parametrik secara tepat harus memenuhi beberapa persyaratan (asumsi), sedangkan penerapan statistik nonparametrik tidak menuntut persyaratan tertentu.

Di samping penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan, perlu juga dijelaskan alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang dipilih sudah cukup dikenal, maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar. Sebaliknya, jika teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang populer), maka uraian tentang analisis ini perlu diberikan secara lebih rinci. Apabila dalam analisis ini digunakan komputer perlu disebutkan programnya, misalnya SPSS for Windows.

j. Landasan

Teori Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum mengajukan hipotesis peneliti wajib mengkaji teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti yang dipaparkan dalam Landasan Teori atau Kajian Pustaka. Untuk tesis dan disertasi, teori yang dikaji tidak hanya teori yang mendukung, tetapi juga teori yang bertentangan dengan kerangka berpikir peneliti. Kajian pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoritis tentang objek (variabel) yang diteliti dan kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis yang telah diajukan Bab I.

Untuk dapat memberikan deskripsi teoritis terhadap variabel yang diteliti, maka diperlukan adanya kajian teori yang



mendalam. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang diajukan menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan. Pembahasan terhadap hasil penelitian tidak dilakukan secara terpisah dalam satu subbab tersendiri. Bahan-bahan kajian pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah, terbitan-terbitan resmi pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Akan lebih baik jika kajian teoretis dan telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunder dapat dipergunakan sebagai penunjang. Untuk disertasi, berdasarkan kajian pustaka dapatlah diidentifikasi posisi dan peranan penelitian yang sedang dilakukan dalam konteks permasalahan yang lebih luas serta sumbangan yang mungkin dapat diberikan kepada perkembangan ilmu pengetahuan terkait. Pada bagian akhir kajian pustaka dalam tesis dan disertasi perlu ada bagian tersendiri yang berisi penjelasan tentang pandangan atau kerangka berpikir yang digunakan peneliti berdasarkan teori­teori yang dikaji. Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji didasarkan pada dua kriteria, yakni (1) prinsip kemutakhiran (kecuali untuk penelitian historis) dan (2) prinsip relevansi. Prinsip kemutakhiran penting karena ilmu berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah ditinggalkan pada periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran, peneliti dapat berargumentasi berdasar teori­teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Hal serupa berlaku juga terhadap telaah laporan-laporan penelitian.



Prinsip relevansi diperlukan untuk menghasilkan kajian pustaka yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti.

k. Daftar Rujukan

Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Tatacara penulisan daftar rujukan. Unsur yang ditulis secara berurutan meliputi: 1. nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik, 2. tahun penerbitan 3. judul, termasuk subjudul 4. kota tempat penerbitan, dan 5. nama penerbit.

G. TATA CARA PENULISAN

Dengan mempertimbangkan petunjuk pada Program

Pascasarjana Universitas Andalas (1997), maka dapat diutarakan petunjuk tata tulis proposal sebagai berikut :

1. Kertas untuk pencetakan dan perbanyakan proposal penelitian adalah HVS putih atau kertas fotocopi 80 gsm berukuran A4

2. Proposal diketik dengan menggunakan komputer jenis huruf (font) “roman”, “time new roman” atau “curir” dengan ukuran huruf (font size) 12

3. Batas ketikan adalah 4 cm dari pinggir kiri, 3 cm dari pinggir kanan, pinggir atas, dan pinggir bawah

4. Ketikan antar baris adalah berjarak dua spasi, kecuali untuk judul tabel, judul gambar, dan judul lampiran (yang lebih dari satu baris) adalah berjarak satu spasi

5. Di dalam pemberian nomor halaman, bagian awal dari proposal penelitian, yaitu mulai dari halaman luar sampai sebelum Bab I



(Pendahuluan) diberi nomor dengan angka romawi kecil (i, ii, iii, iv, v, dan seterusnya); bagian isi (dari Bab I sampai dengan bagian akhir) diberi nomor halaman dengan angka Arab (1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya)

6. Nomor halaman ditempatkan di sudut kanan atas berjarak 1,5 cm dari pinggir atas dan 3 cm dari pinggir kanan kertas, dan

7. Halaman judul bab tidak dituliskan nomor halamannya.



BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berikut adalah kesimpulan yang dapat kami ambil dari makalah:

1. Penelitian adalah:

a. Merupakan usaha untuk memperoleh fakta-fakta atau mengembangkan prinsip-prinsip menemukan, mengembangkan, menguji kebenaran.

b. Dengan cara/kegiatan mengumpulkan, mencatat dan menganalisa data informasi/keterangan.

c. Dikerjakan dengan sabar, hati-hati, sistematis dan berdasarkan ilmu pengetahuan dengan metode ilmiah.

2. Penelitian memiliki sikap: (1) Pasif, hanya ingin memperoleh gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan, (2) Aktif, ingin memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesa.

3. Proposal penelitian merupakan dokumen tertulis yang dibuat untuk mengkomunikasikan kepada pembimbing, penyandang dana, atau sponsor-sponsor penelitian tentang strategi yang akan digunakan peneliti dalam memecahkan masalah.

4. Sistematika penulisan peroposal penelitian

a. Halaman Judul

b. Pendahuluan, terdiri atas: Latar Belakang, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian

c. Landasan Teori

d. Metodologi Penelitian

e. Daftar Pustaka

5. Proposal Penelitian dibagi 4 yaitu:

a. Proposal Penelitian Pengembangan

b. Proposal Penelitian Kajian Pustaka

c. Proposal Penelitian Kualitatif

d. Proposal Penelitian Kuantitatif



B. SARAN

Setelah menyelesaikan makalah tentang panduan menulis proposal ini, penulis berharap para pembaca sekalian dapat lebih memahami cara membuat proposal penelitian sesuai dengan jenis­jenisnya dan tujuan yang ingin dicapai serta dapat membagikan ilmu yang didapat dalam makalah tentang proposal penelitian ini untuk lebih mengembangkan masyarakat.



DAFTAR PUSTAKA

Indriati, E. (2001). Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Direktorat Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan. 2002. Pedoman Umum Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM). Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Direktorat Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan. 2006. Pedoman Umum Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM). Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Mardalis. 1999. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Ed. 1 Cet. 4. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Tim Penyusun Pedoman Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. 2001. Pedoman Penulisan & Penyajian Karya Ilmiah. Cetakan Pertama. Bogor: IPB Press.

www.wikipedia.org

www.infoskripsi.com www.supermahasiswa.multiply.com/journal/item/5/Sukses_Membuat_Prop

osal_Penelitian. www.supermahasiswa.multiply.com/journal/item/1/Pendahuluan www.usu.ac.id

www.scribd.com

www.ocw.gunadarma.ac.id

www.yahoogroups,com